Hangatnya pilkada Jakarta menjadi perhatian perpolitikan Indonesia. Tetapi ada satu hal yang menarik. Dalam perbincangan yang terjadi, keluar istilah-istilah di antaranya definisi mengenai politik.
Sabtu, September 24, 2016
Sabtu, Mei 28, 2016
Golkar
Golkar adalah partai terbesar di era Orde Baru. Saat ini masih merupakan 2 besar di Indonesia, sehingga kepengurusannya senantiasa direbutkan.
Ahok
Basuki Cahaya Purnama alias A Hok merupakan gubernur etnis Tiong Hoa pertama di Indonesia. Tokoh ini menjadi fenomenal karena media friendly. Tiada hari tanpa kabar tentang Ahok. Apalagi menjelang Pilkada, yang konon Ahok sulit terkalahkan.
Jumat, Mei 27, 2016
SBY
Tulisan-tulisan tentang SBY terutama masa pilpres. Pada saat itu saya simpatisan JK-Win, jadi mohon maaf kalau banyak materinya yang negatif. Namanya, terbawa arus politik SAAT ITU.
Berikut tulisannya :
- Mungkinkah Demokrat mengulang sukses Golkar?
- Kegagalan SBY dan JK
- Jusuf Kalla dan Golkar
- Koalisi Prabowo dan JK ke SBY, mungkinkah?
- Kreativitas Inisial Pasangan Capres
- Nasib PKS, tetap di koalisi atau keluar
- Mungkinkah SBY dikalahkan?
- Demi satu putaran, rasionalitas pun diabaikan
- Neo Orbais dan Neo Liberalis
- Apa sih keunggulan SBY?
- Akankah Golkar jadi PKB kedua?
- Skenario besar yang memukau
- Kenapa Mallarangeng tidak dipecat?
- Etika Politik, salah satu kata kunci SBY untuk membatasi langkah JK
- Ada apa di balik slogan SBY?
- Mungkinkah Pilpres satu Putaran?
- Divide et Impera
- Hasil Poling SMS memenangkan JK-Win
- Motivasi Pengeboman JW Marriot dan Ritz Carlton
- Negeri Sihir
- Dekan Pascasarjana Universitas Tarumanegara orang comberan
- Perubahan gaya iklan SBY-JK
- Perang Survey semakin marak
- Kemenangan JK-Win akhir dagang sapi
- Keluarga Mallarangen yang prestisius
- Akhirnya JK-Win gantung sepatu
- Polling SMS Debat Capres di TV One, SBY Unggul, JK Win naik
- Kemenangan SBY dibatalkan
- Susunan Kabinet SBY
- Paranormalisasi kemenangan JK-Win
- Kampanye dengan cara survey
- Pemekaran menjadi tema kampanye SBY
- Black campaign dengan tuduhan black campaign
- Di balik hak angket DPT Pilpres
- Perang Purnawirawan dalam Pilpres 2009
- Dua dari 3 M menjadi menteri
- Susunan Kabinet SBY
- Susunan Kabinet SBY
- Terbukti Golkar Partai Oportunis
- Pendidikan Politik Sudah Gagal
- Kalau kampanye tidak saling serang
- Tim Siluman
- Rusli Zainal pun tertarik publikasi blog
- Bantulah yang lemah
- Manuver PPP dalam Pilpres
- Isu HAM di tengah kampanye Pilpres
- Mungkinkah orang luar jawa dapat terpilih
- Perang Survey
- Keunggulan Pengusung Prabowo daripada pengusung Jokowi
- Perang Palu
- Buntut terorisme KPU dijaga ketat
- Tim Sukses
- Perbandingan para kandidat capres/cawapres
- Koalisi partai-partai pada pilpres 2009
- Menggagas ekonomi kebangsaan
- Masa depan Golkar pasca pilpres 2009
Pahlawan Nasional
Menghargai jasa pahlawan nasional merupakan penting bagi kita. Meski mungkin ada dosanya, tetapi bagaimanapun jasanya lebih besar dalam proses perkembangan Indonesia menjadi seperti saat ini.
Kamis, Mei 26, 2016
JK-Win
Tulisan ini merupakan tulisan saat masa-masa kampanye pilpres JK-Win. Terpengaruh blog JK di kompasiana, maka saya mencurahkan hati saya melalui tulisan-tulisan di blog ini.
Minggu, April 10, 2016
Sisi Positif Reklamasi Jakarta
Anggota DPRD Jakarta, Sanusi dan Pengusaha dari Podomoro, terjerat kasus gratifikasi. Gratifikasi tersebut terkait proyek reklamasi Teluk Jakarta. Untuk apa, gratifikasi tersebut, pemberi dan penerima pantas diselidiki. Tetapi terlepas dari kasus hukumnya, reklamasi sendiri menimbulkan pro kontra.
Sabtu, September 05, 2015
Pro Kontra PAN masuk kabinet
Partai Amanat Nasional pimpinan Zulkifli Hasan memutuskan untuk mendukung pemerintah dan masuk ke kabinet. Apa tanggapan atas hal ini?
Selasa, April 24, 2012
Nasib PKS, tetap di koalisi atau keluar
Selasa, 3 April 2012 diadakan pertemuan di Puri Cikeas. Dalam pertemuan tersebut hadi pimpinan partai koalisi, yakni:
- Ketua Umum PAN Hatta Rajasa
- Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie
- Ketua Umum PKB Muhaimain Iskandar
- Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum
- Ketua Umum PPP Suryadarma Ali (SDA)
Selasa, Agustus 18, 2009
Soetrisno Bachir akhirnya keluar dari "Dunia HItam"
Dunia hitam banyak menelan orang-orang lugu bak SB. Tetapi SB tidak sendirian. Caleg-caleg yang banyak bertaburan di rumah sakit jiwa sekarang ini adalah juga orang-orang lugu yang menjadi korban dunia hitam.
Dunia hitam penuh intrik dan tipu. Orang-orang lugu hanya mengandalkan perhitungan. Ibarat judi, kebanyakan pejudi menggunakan modal yang juga didapatkan dari trik hitam, hasil maling, menipu dan sebagainya. Orang-orang lugu menggadaikan tanahnya, pensiunnya dan sebagainya untuk berjudi di dunia hitam.
Pejudi ulung yang telah lama malang melintang mengocok-ocok kartu sedemikian rupa dalam permainan sehingga kartu yang diterimanya AS dan joker semua. Orang-orang lugu bak SB dengan sportifnya membagi-bagi kartu. Akhirnya, kartu yang didapat jeblok semua.
Para pejudi ulung bersandiwara seakan-akan berlawanan, namun dalam permainan ternyata 'mandan'. Orang-orang lugu bak SB sangat percaya akan teman mainnya dan sangat berhati-hati pada lawannya. Padahal kawannya justru adalah lawan yang berbahaya. Ya dunia hitam susah membedakan kawan dan lawan.
Seorang lugu bermain wanita. Wanita tersebut seakan-akan tertarik dengan si lugu dan tidak menaruh perhatian kepada pesaing. Si lugu percaya dan dengan suka rela dipeloroti hartanya. Padahal hasil pelorotan itu digunakan si wanita untuk modal si pesaing berpoya-poya. Dunia hitam memang penuh tipu daya. Dan SB telah terpedaya dan terpeloroti.
Sekarang, SB sudah sadar dan siap untuk meninggalkan "dunia hitam". Selamat, semoga di "dunia putih" nanti, SB dapat kedamaian dan ketenangan.
Senin, Agustus 03, 2009
Akankah Golkar jadi PKB kedua?
Pasca pilpres Golkar terbelah dua. Berpecahnya SBY - JK menyebabkan Golkar menjadi dua kekuatan, yakni kubu pro JK dan kubu pro SBY. Kedua kubu saat ini akan bertarung dalam Munaslub Golkar. Kubu SBY dimotori oleh Akbar Tanjung, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono berencana mengusung Aburizal Bakrie sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Sementara Kubu JK telah membentuk Tim Pemenangan Yuddy Chrisnandy dengan Ketua Tim Sukses Zainal Bintang, Manajer Kampanye Indra J. Piliang, mantan anggota tim sukses JK pada pilpres lalu.
Namun informasi yang beredar luas, formasi yang diusung kubu JK adalah Surya Paloh sebagai Ketua Umum, Siswono Yudhohusodo sebagai Wakil Ketua Umum dan Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Penasihat.
Pertarungan kedua kubu ini akan sangat panas. Aburizal Bakrie sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dan didukung SBY sebagai pemerintah berpeluang besar untuk menang. Aburizal Bakrie atau yang disapa Ical berjanji akan membangkitkan kebesaran Golkar.
Siapa pun yang duduk berkeinginan kuat untuk menjadikan Golkar besar kembali seperti Pemilu 2004. Tetapi kondisi yang dihadapi Golkar jauh berubah. Tahun 2004 adalah tahun kekecewaan pemilih kepada partai-partai reformis yang dianggap bukan saja kurang becus mengurus negara, tetapi kebersihannya juga lebih kurang sama dengan partai-partai yang selama ini disudutkannya. Oleh karenanya, masyarakat teringat nostalgia lama, Golkar dan Soeharto. Pada pemilu 2004, masyarakat memilih Golkar sebagai partai warisan Orde Baru dan memilih SBY yang dianggap memiliki karakteristik Soeharto, tidak banyak bicara, tenang dan militer.
2014 nostalgia-nostalgia orde baru dan soeharto sudah hilang dari benak masyarakat. Jika pemerintahan SBY tidak melakukan kesalahan yang fatal, nostalgia yang terjadi adalah nostalgia SBY dan Demokratnya. Akankah Golkar sanggup melawan?
Sebagai partai yang diisi kaum-kaum oportunis, kader-kader Golkar yang merasa peluang Golkar menyusut tentu saja akan mudah pindah perahu. Jika kubu SBY kalah, mungkin mereka akan migrasi besar-besaran ke Demokrat. Demikian pula, jika kubu JK kalah, mungkin juga akan migrasi besar-besaran ke PDIP atau Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto, yang sampai saat ini masih calon terkuat capres pengganti SBY. Lalu, Golkar akan dikosongkan, seperti PKB pasca pertikaian Gus Dur Muhaimin. Dan mungkin, Golkar akan mengalami nasib yang sama seperti PKB? Siapa tahu.
Tulisan ini bagian dari :
Selasa, Juli 21, 2009
Dua dari 3M jadi menteri
Senin, Juli 20, 2009
Buntut terorisme KPU dijaga ketat
Rabu, Juli 15, 2009
Motivasi pengeboman JW Marriot dan Ritz-Carlton
Sabtu, Juli 11, 2009
Skenario besar yang memukau
Skenario pertama yang berkaitan dengan Jusuf Kalla adalah skenario yang dimainkan PKS. Meskipun Hidayat Nur Wahid sudah populer sebagai salah satu kandidat cawapres dalam polling-polling yang diadakan lembaga survey, tetapi elektabilitas HNW sebagai cawapres masih jauh di bawah JK. Di samping sebagai cawapres incumbent, JK sangat berpeluang untuk melanjutkan kebersamaannya dengan SBY.
Isu peran JK yang terlalu menonjol kemudian dibesar-besarkan PKS. Peran JK di samping SBY yang begitu kuat ditafsirkan dualisme kepresidenan. Kondisi yang tentunya sangat mengkhawatirkan. Dengan isu ini PKS berhasil mencampakkan JK dan memberi peluang kepada HNW.
Tetapi koalisi lain tidak tinggal diam, PKB misalnya membuat manuver dukungan kiai kepada Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. Manuver paling besar diusung PAN. PAN kemudian berhasil mengangkat nama Hatta Rajasa. Manuver-manuver tersebut pada akhirnya membuat SBY bulat mengangkat Boediono, orang yang bahkan tidak pernah disebut-sebut namanya sebelumnya sebagai cawapres.
Meski PKS tidak berhasil mencapai tujuan politiknya, tetapi JK telah terlempar dari sisi SBY. Kenyataan yang menimbulkan geram Mufidah dengan mengistilahkan "Habis manis sepah dibuang." SBY dinilai Mufidah hanya menjadikan JK sebagai bumper semata.
Isu Triple A
JK bukanlah berangkat dari kepengurusan Golkar. JK semula hanyalah kader biasa yang beruntung menjadi Menperidag. Posisi inilah yang pada awalnya mengantarkan JK sebagai salah satu anggota Dewan Pembina Golkar. Ketika JK akhirnya digandeng SBY, JK pun sempat dipecat dari Golkar.
Keberhasilan pasangan SBY-JK menjadi pemimpin Indonesia mau tidak mau harus dimanfaatkan Golkar. Dengan menjadikan Kalla sebagai Ketua Umum, Golkar akhirnya lepas dari nasib sebagai oposisi, posisi yang tidak diingini oleh Golkar. Tetapi bagaimanapun, Golkar tidak nyaman di bawah kepemimpinan Kalla. Nasib Golkar sebagai salah satu partai yang menerima imbas badai Demokrat, meski masih beruntung menempati posisi nomor 2, harus dipertanggungjawabkan Kalla.
Tetapi isu tersebut ternyata tidak cukup. Para pimpinan Golkar kemudian berpura-pura mendukung JK sebagai capres. Namun tidak sampai dalam tempo 24 jam, para pimpinan daerah Golkar kemudian menyatakan kekecewaannya atas deklarasi tersebut. Gerilya politik dijalankan. Para pengurus Golkar daerah kemudian bersikap pasif dalam kampanye pemenangan JK-Win. Sementara itu di pusat, pengurus partai Golkar sibuk mengadakan manuver-manuver, di antaranya isu Munaslub dipercepat.
Langkah yang disusun Triple A ternyata mulus, JK-Win mengalami kekalahan yang sangat telak. Dengan sendirinya, tidak ada alasan bagi JK untuk mempertahankan jabatan Ketua Umumnya.
Langkah Kalla ke depan
JK telah menjalani takdirnya. Ketika SBY belum memiliki dana yang cukup untuk kampanye di 2004, JK dimanfaatkan. Ketika dana tidak dipermasalahkan, JK akhirnya harus menerima kenyataan pahit bahwa dia tidak begitu diperlukan.
Ketika Golkar membutuhkan kekuatan untuk ikut serta dalam kabinet, Golkar memanfaatkan JK. Ketika kekuatan tersebut sudah hilang, JK harus menerima nasib dibuang Golkar.
Agar tidak begitu terpuruk, SBY kemudian "menyelamatkan" sahabatnya ini. Daniel Sparingga dari Universitas Airlangga menyarankan JK menerima peran sebagai duta perdamaian.
Sebaliknya, pengamat yang lain mengharapkan JK untuk beroposisi. Posisi yang tentu saja tidak akan mungkin dijalankan JK tanpa partai.
Kedua skenario tersebut sama-sama buruk dan sama-sama baik.
Buruknya, skenario pertama hanyalah bentuk lain "pemanfaatan" JK, namun masih dapat mengangkat harga diri JK, sekurang-kurangnya menunjukkan bahwa JK toh masih berharga.
Skenario kedua hanyalah memperparah citra JK, sebagai kandidat yang dianggap tidak "diperhitungkan" maka oposisi JK dengan kendaraan Golkar sebagai partai yang dikenal tidak memiliki visi dan misi yang jelas hanyalah dianggap sebagai suara orang yang kalah. Tetapi seandainya JK didukung oleh partai yang memang betul-betul senada dengan visi dan misinya di saat kampanye, tentu peran oposisi JK masih dapat dihargai.
Tulisan ini bagian dari :
Sabtu, Juni 20, 2009
Rusli Zainal pun tertarik publikasi blog
Kamis, Juni 18, 2009
Orang Tua Dahulu dan Orang Tua Sekarang
UN sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan kita. Di tahun 50'an dulu saja, aktivitas seperti ini telah ada. Pada era 80 - 90 an, namanya EBTANAS. Pada masa-masa itu, tidak ada yang istimewa. Yang tidak lulus, mengulang. Demikianlah kewajarannya.
Zaman sekarang, yang tidak lulus UN masih diberi kesempatan mengikuti Paket-paket yang bermacam ragam namanya. Anehnya, masih ada saja pihak-pihak yang merasa tidak adil. Malah ada yang mengatakan UN melanggar HAM. Aneh.
Ketika zaman EBTANAS guru, pengawas betul-betul menggelisahkan. Jangan harap minta bantuan kepada guru, bahkan sekalipun misalnya orang tua sendiri. Bukannya dibantu, malah diberi sanksi.
Sebenarnya iri saya dengan siswa zaman sekarang. Guru, kepala sekolah dan pengawas bekerja sama meluluskan siswa sebanyak-banyaknya. Ketika ada satu dua orang yang tidak lolos, guru bahkan seakan-akan menambah romantisnya suasana. Kalau dulu kami dianjurkan tegar, sekarang malah perasaan iba dikuat-kuatkan.
Kalau dulu mengadu kepada orang tua jangan harap dikasihani, malah hantaman yang diterima. Kalau sekarang, jangan coba-coba. Bisa-bisa berurusan ke kepolisian.
Senin, Juni 15, 2009
Kenapa benci dengan politik
Timbulnya pendapat semacam ini sebenarnya merupakan tanggung jawab media. Barangkali media memiliki tujuan mulia pada awalnya, agar kefanatikan seseorang terhadap suatu partai/tokoh politik tidak terlalu berlebihan. Namun, karena terlalu seringnya pemberitaan yang negatif terhadap politik dan politisi, sikap acuh kepada politik kemudian menjadi trend. Orang, apalagi anak muda, merasa intelek kalau mengabaikan proses politik.
Ungkapan-ungkapan aku tidak mau memilih, ah semuanya 'kan sama menjadi satu kalimat yang seakan-akan paling bijak.
Padahal politik adalah suatu sistem yang mengatur proses pengambilan kebijakan dalam negara. Meski tidak langsung, politik sangat berpengaruh kepada kehidupan anak bangsa. Oleh karenanya, perlu kiranya dipertimbangkan, apakah sikap tidak acuh kepada politik baik atau tidak. Ingat, kaum golput pada masa lalu justru orang-orang yang sangat peduli kepada politik.
Jumat, Juni 12, 2009
10 blog politik terpopuler versi blogflux
1. PinoySpy Intelligencer Tabloid
2. kikka
3. Donklepant
4. Socialist Unity
5. anilnetto.com6. KAMERUN SCOOP
7. British Royal Wedding
8. planck's contant
9. Swensson
10. WyBlog